Harmonisasi terindah Arsitektur-Akustik-Audio dan Musik
Sejarah manusia dalam mencari harmonisasi Arsitektur - Akustik - Audio & Musik terindah
Sejak jaman purba manusia sudah mulai bisa membedakan perbedaan suara di dalam gua dengan suara di lapangan terbuka. Perkembangan antar akustik dan arsitektur dapat dilihat pada penemuan arsitektur jaman dulu yaitu Stone Henge (3000BC) yang memiliki karakteristik akustik khusus untuk ritual agama.
Walter Pater (1877) seorang penulis menulis essay abstrak tentang pemikiran bentuk dan isi musik atau suara dan persepsi dianggap sebagai satu kesatuan. William James (psikolog) mempelopori studi tentang ruang musik pada tahun 1887 - mencari hubungan antara sensasi mata terhadap ruang dengan musik yang terdengar. Mengacu pada bukunya dengan judul Principles of Psychology, bab 10 Persepsi Ruang, James menunjukan adanya hubungan erat antara sensasi mata dan sensasi pendengaran akan persepsi keindahan karya seni.
Akan tetapi keilmuan enjiniring arsitektur, akustik dan seni musik berkembang sendiri-sendiri. Sampai pada tahun 1962, Leo Beranek (ilmuwan akustik) pada bukunya yang berjudul Music, Acoustics & Architecture berkeinginan untuk mencari harmonisasi terbaik arsitektur-akustik-musik. Untuk itu beliau melakukan studi multi-disiplin untuk melihat hubungan ilmiah antara arsitektur-akustik dan musik dan merupakan cabang ilmu yang baru. Dalam bukunya Beranek membuktikan bahwa banyak komposisi musik yang diciptakan mengikuti karakter lingkungan akustik saat musik itu digubah dan dimainkan.
Beragam contoh yang disampaikan mulai dari Perotin menggubah musik khusus untuk dimainkan pada gereja katedral gothic Notre-Dame, Paris yang sangat bergaung. Selain itu komposisi brass oleh Gabrieli ditulis menyesuaikan karakteristik akustik dari gereja katedral St. Marks. Sebaliknya gubahan musik brass oleh Hassler atau Mathew Locke dikarang untuk dimainkan lingkungan akustik pada ruang terbuka.
Kita masih dapat menemukan hubungan erat antara ruang dan bentuk arsitekturnya, contohnya adalah Desain Arsitektur Pallazos dengan musik Madrigal dan Maschera, desain arsitektur konser untuk pagelaran simfoni dan orkestra, serta arsitektur gereja Gothic Cathedral untuk paduan suara Gregorian.
Dengan ditemukan teknologi audio, maka hubungan arsitektur-akustik-musik bertambah satu dimensi menjadi arsitektur-akustik-audio-musik yang harus dipahami dan didesain sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
ALTA Integra ditunjuk oleh Gereja Katedral Jakarta untuk melakukan studi untuk mengoptimasi ke empat aspek tersebut: arsitektur-akustik-audio-musik. Perubahan desain dilakukan dengan prinsip untuk melestarikan bangunan arsitektur bersejarah yang sesuai dengan karya musik yang dimainkan di dalam gereja.
Dalam mengemban tanggung jawab yang besar, sebelum membuat keputusan perubahan desain sistem Audio, ALTA Integra melakukan studi atas beragam konfigurasi loudspeaker di dalam gereja katedral. Demo video ini menunjukkan bagaimana perangkat lunak Permodelan Arsitektural Akustik dalam membantu memahami perbedaan karakteristik suara atas dua konfigurasi pengeras suara yang berbeda. Keputusan atas desain terbaik dilakukan setelah melalui tahapan studi psikoakustik jemaat.
#gerejakatolikindonesia #gerejakatedraljakarta #gereja #gerejaindonesia #audio #roomacoustics #architecturalacoustics #audiodesign #arsitek #arsitekindonesia #arsitekturalakustik #tatasuara #musik