Hidup sehat dan bahagia adalah impian semua orang, dapatkah kita mendesain lingkungan bangunan yang memberikan kebahagiaan?
Korelasi antara kebahagian dan kesehatan
Penelitian Cornell University dengan judul: “Exploring the Link Between Health and Happiness”, menemukan hubungan antaran kebahagian dan menurunnya resiko kematian. Dengan kata lain, dari penelitian ditemukan bahwa orang yang merasa bahagia lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dibandingkan dengan yang merasa kurang bahagia. Penting untuk dicatat analisa ini tidak berlaku timbal balik. (1)
Lebih lanjut, banyak penelitian yang menunjukan bahwa kebahagiaan dapat menurunkan resiko terkena penyakit serangan jantung, darah tinggi, diabetes, dan radang sendi. Ditemukan juga pembuktian bahwa orang yang menderita penyakit serius seperti spinal cord injury, coronary artery disease and heart failure memiliki peluang untuk sembuh lebih cepat apabila mereka bahagia.
Apabila kebahagiaan dapat meningkatkan kesehatan, pertanyaan berikutnya faktor apa saja yang membuat kita bahagia?
Faktor apa saja yang dapat membuat kita lebih bahagia?
Apakah Uang (Materi) dapat membuat kita lebih bahagia?
Grafik di bawah menunjukan hasil penelitian yang menunjukan korelasi antara peningkatan pendapat rata-rata penduduk Amerika Serikat dari tahun 1955 sampai dengan tahun 2005, dengan persentase jumlah penduduk yang merasa bahagia.
Ternyata hasilnya cukup mengejutkan, dimana peningkatan pendapat rata-rata tidak meningkatkan persentase jumlah penduduk yang merasa bahagia. Dari grafik di atas pakar ekonomi berusaha memahami mengapa trend peningkatan kepemilikan materi dari tahun ke tahun tidak diikuti dengan tingkat kebahagiaan di Amerika Serikat. Mereka menyimpulkan hal ini terjadi karena setelah seseorang telah memiliki “sesuatu” materi maka tingkat kebahagiaan mereka kembali ke level awal sebelum memiliki materi tersebut. Kecenderungan ini diistilahkan sebagai “Hedonic Treadmill” dimana akhirnya orang berusaha menemukan kebahagiaan dengan terus mengakuisi (materi) kekayaan baru. (2)
Kebahagiaan dimulai dari (dalam diri) dan mempengaruhi (lingkungan)?
Psikolog Yasinta Indrianti, M. Psi, mengatakan bahagia adalah sebuah akumulasi pengalaman emosi yang ditandai dengan perasaan puas dan gembira. “Hidup kamu akan terasa bermakna tergantung dari bagaimana kamu bisa ciptakan berbagai peristiwa yang menyenangkan dalam keseharian kamu,” lanjutnya. (3)
Kebahagiaan dimulai dari (lingkungan) mempengaruhi perasaan bahagia (dalam diri)?
Charles Montgomery memiliki pandangan yang berbeda, dia mengatakan bahwa faktor yang menentukan kebahagiaan atau tidak bahagia dapat pula dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita tinggal dan bekerja. (4)
Saya menyimpulkan bahwa kebahagiaan dimulai dari dalam diri kita yang kemudian dirasakan dan disebarkan ke lingkungan kita melalui sikap dan tindakan positif, dan lingkungan yang bahagia akan membuat diri kita menjadi lebih bahagia.
Dapatkah kita mendesain Lingkungan Bangunan yang dapat membuat orang lebih bahagia?
Untuk membuktikan teori Charles Montgomery, Rebecca Habtour membuat survey yang berisikan pertanyaan mengenai desain, cahaya, dan sensor lain seperti suara dan bau-bauan. (5) Penelitian dilakukan kepada 63 orang partisipan dengan melakukan survey informal yang masing-masing diminta untuk menceritakan tempat dan suasana yang membuat mereka merasa bahagia.
Pertanyaan: Tempat yang menyenangkan terlihat seperti apa, terdengar seperti apa dan bagaimana baunya? Sedangkan tempat yang kurang menyenangkan terlihat bagaimana, terdengar suara apa dan bagaimana baunya?
Kebanyakan partisipan menjawab lingkungan kotor, rusak dan tidak terawat adalah faktor yang membuat mereka merasa kurang bahagia. Selain itu kebisingan juga merupakan faktor yang mengurangi kebahagian, peran konsultan akustik adalah merumuskan standarisasi suara yang menyenangkan, merancang serta menerapkan Soundscape yang memberikan rasa bahagia. Terakhir adalah udara yang tercemar dan bau, konsultan kualitas udara dapat bekerja sama dengan perencana lansekap untuk mendesain taman, pepohonan dan bunga dapat menyegarkan udara dan menghilangkan bau yang kurang sedap.
Pertanyaan: Cahaya seperti apa yang membawa rasa bahagia?
Langit siang hari yang biru cerah dapat meningkatkan gairah bekerja dan bermain, atau langit pagi dan sore hari yang hangat dapat membuat perasaan lebih relaks. Cahaya alam selain memberikan keuntungan emosional, juga memberikan keuntungan biologis seperti memproduksi Vitamin D yang menguatkan tulang dan imunitas tubuh. Perubahan temperatur cahaya alam dari matahari terbit sampai terbenam membantu tubuh dalam mengatur keseimbangan pelepasan hormon yang diperlukan tubuh sehari-hari untuk tetap produktif di siang hari dan dapat beristirahat dengan baik di malam hari.
Sustainable Built-Environment for Human Wellbeing
Lingkungan bangunan di mana kita tinggal, bermain dan bekerja memberikan dampak yang berbeda kepada setiap orang. Setiap orang memiliki kecerdasan tujuh indera yang berbeda-beda, Untuk menciptakan lingkungan bangunan yang dapat membuat semua orang merasa terlibat dan memiliki, kami terus menerus belajar untuk memahami faktor-faktor tersebut.
Tubuh manusia terdiri dari tujuh indera yaitu: penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, perilaku dan keseimbangan. Dengan pemahaman ini desain goal ALTA Integra adalah menciptkan Sustainable Built-Environment for Human Wellbeing melalui pembuktian ilmiah Built-Environment Performance Modeling and Testing dan terukur Change and Satisfaction Evaluation.
ALTA Integra adalah konsultan fisika bangunan yang percaya dan selalu mempelajari hubungan antara lingkungan fisika, bangunan dan kesehatan penghuninya. Untuk informasi lebih lanjut bagaimana desain bangunan dan lingkungan fisika dapat meningkatkan kualitas hidup Anda klik tombol dibawah ini.
References:
1. Exploring the Link Between Health and Happiness, evidencebasedliving.human.cornell.edu/2019/02/18/exploring-the-link-between-health-and-happiness
2. Speth, James Gustave. 2008. Bridge at the edge of the world. New Haven, CT, USA: Yale University Press. Page 132.
3. Muh Iqbal Marsyaf "Membangun Kebahagiaan dan Kesehatan Dimulai dari Diri sendiri". SINDOnews Sabtu, 10 Oktober 2020
4. Montgomery, Charles. Happy City; Transforming our lives through urban design. New York: Farrar, Straus and Giroux, 2013 p.11
5. Habtour, Rebecca. Designing Happiness: Architecture and urban design for joy and well-being.