Mendesain Arsitektur Fisika Bangunan Suara berdasarkan Kepekaan Indera Telinga (Auditory)
Multi Sensory Architecture Building Physics: Strategi Desain Lingkungan Arsitektur Bangunan Suara berdasarkan Kebutuhan dan Kepekaan Indera Telinga
Setiap orang memiliki kepekaan indera telinga dan reaksi yang berbeda terhadap lingkungan suara yang didengar.
Bagaimana menyelaraskan desain arsitektur, interior dengan desain akustik suara sehingga didapatkan lingkungan suara yang sesuai dengan kebutuhan dan kepekaan telinga pengguna ruangan?
Tubuh kita terdiri dari lima indera yang sudah kita ketahui yaitu: penglihatan (visual), pendengaran (auditory), perasa (tactile), pencium (olfactory), pengecap (gustation) dan dua indera tubuh yaitu: gerakan (proprioceptive) dan keseimbangan (vestibular).
Setiap orang memiliki tingkat kepekaan indera yang berbeda, oleh karena itu maka setiap orang memproses informasi yang diterima oleh melalui ketujuh indera tersebut memproses informasi dengan cara yang berbeda. Untuk mendesain sebuah ruang atau bangunan di mana orang dengan tingkat kepekaan indera yang berbeda dapat merasa nyaman dibutuhkan pemahaman tentang elemen desain yang mempengaruhi kepekaan indera.
Blog ini membahas bagaimana Indera Penglihatan (Visual), Pendengaran (Auditory), dan Peraba Perasa (Tactile) bekerja dan elemen desain apa saja yang mempengaruhi ketiga Indera tersebut dan apa dampaknya bagi kesehatan manusia.
Auditory atau Pendengaran
Telinga kita mendengar 24 jam sehari sepanjang tahun di mana kita tinggal di dunia yang semakin berisik dari tahun ke tahun. Oleh karena itu telinga dan otak kita menjadi jarang beristirahat yang dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik.
Kita menggunakan indera pendengaran untuk mengenali lingkungan, berkomunikasi, mengenali emosi percakapan, mendengarkan hiburan, bekerja dan belajar. Selain itu melalui indera pendengaran kita dapat merasakan bahaya misalnya kita dapat merasakan sebuah benda (misalnya sebuah mobil) bergerak mendekati kita. Indera pendengaran tersebut akan mengirimkan informasi ke indera Proprioceptive (gerakan) untuk menghindari bahaya.
Penelitian yang dipublikasikan di journal Indoor Air tahun 2004 oleh Witterseh, Wyon, dan Clausen yang berjudul “The effects of moderate heat stress and open-plan office noise distraction on SBS symptoms and on the performance of office work” menyimpulkan ambien suara dengan level tertentu malah merupakan stimulus positif bagi orang yang multi-tasking akan tetapi menjadi stimulus negatif untuk orang non-multi-tasking. Penelitian lanjutan yang dipublikasi di Jurnal yang sama pada tahun 2005 oleh Hongisto, berjudul: “Model Predicting the Effect of Speech of Varying Intelligibility on Work Performance” menyimpulkan penurunan produktifitas kerja pada oang yang non-multi-tasking mencapai 11.5%.
Berikut adalah beberapa cara untuk menyegarkan kembali indera dan mentalitas pendengaran
Mendengarkan musik yang menyegarkan mental dengan level suara yang tidak melelahkan telinga
Melakukan kegiatan reflektif seperti berpikir, menggambar atau menulis di tempat yang tenang dan sunyi
Mendengarkan suara white noise atau suara alam melalui channel spotify atau soundcloud dengan level suara yang tidak melelahkan telinga
ALTA Integra adalah desainer Lingkungan Fisika yang mempertimbangkan Kepekaan dan Kecerdasan Indera
ALTA Integra dibentuk karena kepercayaan bahwa lingkungan fisika di mana kita hidup, berkeja dan bermain dapat membentuk dan mempengaruhi tubuh, pikiran dan perilaku manusia. Penelitian multi-disiplin yang dilakukan mendukung teori tersebut, lingkungan fisika dapat meningkatkan kesehatan, kebahagian dan produktifitas. Sayangnya banyak bangunan yang dirancang tanpa memperhitungkan aspek lingkungan fisika sehingga setelah terbangun memberikan dampak negatif kepada penghuninya seperti suasana cahaya yang tidak nyaman membuat lekas lelah, gangguan suara dan lain-lain. Untuk itu ALTA Integra selalu fokus dalam mendesain lingkungan fisika bangunan yang dapat mempertimbangkan kepekaan dan kecerdasan indera sehingga bangunan tersebut dapat membuat pengguna dan lingkungannya berkembang secara positif.
Studi mengenai Bagaimana Desain Lingkungan Fisika Bangunan mempengaruhi Kepekaan Indera :
Mendesain Arsitektur Fisika Bangunan Pencahayaan berdasarkan Kepekaan Indera Mata (Visual)
Mendesain Arsitektur Fisika Bangunan Suara berdasarkan Kepekaan Indera Telinga (Auditory)
Mendesain Arsitektur Fisika Bangunan Udara berdasarkan Kepekaan Indera Pencium (Olfactory)
Mendesain Arsitektur Fisika Bangunan Nutrisi berdasarkan Kepekaan Indera Pengecap (Gustation)
Mendesain Arsitektur Fisika Bangunan Bangunan berdasarkan Kepekaan Indera Keseimbangan (Vestibular)
Mendesain Arsitektur Fisika Bangunan dan berdasarkan Kepekaan Indera Gerakan (Kinetic)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Sensory Intelligence Consulting clik tombol di bawah ini